Awas! Bahaya Menyendiri Bagi Kesehatan, Dapat Memperpendek Usia

AWAS!  Bahaya Menyendiri Bagi Kesehatan, Dapat Memperpendek Usia.

Pada dasarnya manusia membutuhkan waktu khusus untuk menyendiri. Namun, manusia yang lebih sering menghabiskan waktu sendirian, dia akan tumbuh dengan minim pengalaman berbagi. Kebiasaan seperti itu disinyalir akan berdampak pada psikis maupun fisik seseorang.

Menyendiri merupakan respons positif bagi seorang individu agar lebih mengenal diri. Bisa juga sebuah sikap untuk memperoleh kenyamanan sejenak di tengah hiruk-pikuk suasana sekitar yang membelenggu, sekaligus lebih tenang mencari solusi ketika sedang dirundung masalah. Ada baiknya memang kita punya kebiasaan diam di rumah dan mengurung diri di kamar, tetapi gunakan kebiasaan ini untuk merenung atau mengisinya dengan hal-hal yang positif. Dengan begitu diri akan terasa relaks.

Menyendiri boleh saja dan harus sebagaimana mestinya, tapi jangan sampai membuat kita larut dalam kesendirian. Menyendiri hanyalah mengambil napas sejenak dalam perjalanan panjang hidup ini agar langkah tetap terarah, agar tujuan tak terkaburkan oleh lelah dan keputusasaan yang akan selalu ada dalam hidup ini.

Di zaman sekarang, pilihan untuk sendiri mungkin dianggap aneh. Bayangkan saja, setiap orang kini terhubung dengan berbagai media sosial dan semarak pesta. Mereka yang tidak terhubung dengan cara modern seperti ini lantas dianggap aneh.

"Kebiasaan menyendiri biasanya dikarenakan ada kendala dalam masalah sosialisasi. Seseorang akan merasa kesepian karena tidak terbiasa membangun kebersamaan dengan orang lain. Namun, menyendiri yang berkelanjutan dapat memperpendek umur," ungkap Profesor Kahn J Gibberscout, mahaguru dari Universitet Wien di Wina, Austria.

Mereka yang sering menyendiri akan menjadi kikuk saat berhadapan dengan orang lain. Maka, sebaiknya awali dengan sosialisasi yang ringan. Ngobrol dengan orang-orang di rumah, meningkat ke tetangga, dan akhirnya terus meluas. Sedangkan individu yang terbiasa bermain bersama dengan orang lain di lingkungannya akan lebih mudah berkomunikasi.

Apalagi, jika sedari dulu sudah dilatih untuk membangun kebiasaan berbagi kepada orang lain, dia akan lebih mudah berkomunikasi. Komunikasi langsung tatap muka dengan orang lain ini tak bisa menggantikan komunikasi yang dibangun melalui dunia maya. Pada pribadi yang mengalami kesendirian atau kesepian, bahwa upaya terbaik adalah adalah melatih kemampuan sosial tertentu sehingga melihat dunia lebih positif serta memupuk kemauan untuk berbagi.(ger/R-2)

Intensitas Memengaruhi Imunitas
Bukan rahasia lagi jika kadang-kadang kita merasa terganggu dengan orang lain, merasa susah bergaul, atau kesal dengan orang lain. Adalah wajar jika seseorang menarik diri dari dunia dan menyendiri. Namun, ternyata, lebih masuk akal jika kita memperkuat hubungan dengan orang-orang yang disukai. Penggambaran kebahagiaan seperti itu bisa ditemukan dalam sebuah tayangan iklan di televisi yang kerap menampilkan sekelompok anak muda sedang asyik bersenda gurau. Sementara itu, kata "penyendiri" sering dikaitkan dengan kesedihan dan kesepian.

Menurut pakar psikologi, Kasandra Putranto, selain faktor internal kebiasaan menyendiri bisa jadi karena lingkungan atau pengalaman.

"Sifat menyendiri itu ada yang merupakan bagian dari karakter seseorang atau bawaan. Namun, bisa juga disebabkan kondisi-kondisi eksternal, seperti bullying dan diputusin pacar" kata wanita lulusan Universitas Indonesia jurusan psikologi itu.

Orang yang memiliki koneksi kuat dengan keluarga, teman, dan masyarakat pada umumnya cenderung hidup lebih lama dan lebih sehat. Untuk itu, boleh menyendiri, namun tidak untuk seterusnya.

"Ketika seseorang rutin menyendiri, dia cenderung tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, tidak terekspos dengan suatu pekerjaan atau kegiatan, bahkan mungkin saja jarang terkena sinar Matahari. Dengan kualitas hidup seperti itu, fisik dan psikis orang tersebut tidak sehat, dan secara fungsional akan turun," terang dia.

Kurangnya hubungan sosial antarsesama tidak hanya membuat seorang penyendiri merasa tidak bahagia, tetapi juga berdampak buruk pada kesehatan tubuh dan mental. Perasaan ditolak ataupun merasa terasingkan dapat meningkatkan tekanan darah, menyebabkan stres, bahkan berisiko terhadap bermacam penyakit.

"Memang tidak berimbas secara langsung, tapi secara perlahan memengaruhi imunitas tubuh. Di mana nantinya akan dirasakan ketika kondisi kesehatan kian menurun. Kebiasaan menyendiri tidak melatih fungsi dan otot-otot tubuh, otak tidak berstimulasi, hingga mental dan emosional terganggu," papar dia

Bersamaan dengan itu, sebuah penemuan diungkapkan oleh tim peneliti dari University of Chicago, AS. Menurut mereka, rasa kesepian tidak hanya mengubah perilaku seseorang, tetapi juga berpengaruh pada sistem imun tubuh, tekanan darah, serta meningkatkan risiko stres atau depresi. Kesepian juga bisa membuat seseorang mengalami susah tidur dan berisiko tinggi mengalami penyakit Alzheimer.

Profesor John Cacioppo yang ikut andil dalam penelitian tentang efek biologis kesendirian itu mengungkapkan bahwa kesendirian bisa memacu penyakit kronis hingga memicu kematian lebih cepat. Biasanya orang yang suka menyendiri cenderung tak peduli dengan hidupnya dan tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Hal inilah yang membahayakan kesehatan mereka.

"Mereka yang kurang bergaul memiliki kesehatan yang kurang baik. Kesendirian bisa menimbulkan hiperreaktivitas pada perilaku buruk orang lain, jadi orang yang kesepian melihat perlakuan itu lebih dalam. Ini membuatnya jatuh lebih dalam pada perasaan kesepian," kata Cacioppo seperti dikutip Livescience.

Berdasarkan hasil penelitiannya, Cacioppo mengungkapkan bahwa kesendirian bisa berdampak pada pengerasan arteri, memicu tekanan darah tinggi, pembengkakan tubuh, dan masalah ingatan. Cacioppo juga menganalisis perubahan sistem kekebalan tubuh pada orang yang diisolasi.

Spesifiknya, peneliti mengidentifikasi ekspresi gen tertentu pada pribadi yang mengalami kesendirian. Ilmuwan menemukan bahwa gen terkait pembengkakan dan aktivasi sistem kekebalan diekspresikan berlebih, sementara gen lain yang terkait kekebalan virus dan produksi antibodi
kurang diekspresikan.

Ditemukan pula bahwa sistem kekebalan tubuh pribadi yang mengalami kesendirian cenderung fokus menyerang bakteri. Akibatnya, pribadi ini lebih rentan pada serangan virus serta penyakit yang terkait. Pada tingkat hormonal, kesendirian merangsang sekresi hormon kortisol, kesendirian menimbulkan tekanan darah tinggi, serta menyebabkan serangan jantung. Kesendirian juga mengurangi kualitas tidur. (ger/R-2)

Tingkatkan Tekanan Darah
Dalam hidup ini, setiap manusia tidak selamanya berada pada suatu titik yang stabil. Dia akan selalu berubah mengikuti kebutuhan hidup, lingkungan, tuntutan pekerjaan, dan segala hal yang memengaruhi hidup, yang pada dasarnya memang tidak statis. Pada kondisi seperti ini setiap insan membutuhkan waktu untuk berpikir, meninjau ulang, dan menilik kembali target perjalanan yang belum dan akan tercapai.

Seorang yang mengalami depresi memang cenderung melakukan hal-hal yang dianggap aneh, bahkan menyendiri dari lingkungan sekitar. Ketika semua orang merasa stres dan depresi selama beberapa waktu dalam hidupnya, cara-cara yang dilakukan untuk menangani masalah emosional ini bisa memengaruhi kesehatan.

Jika Anda suka menyendiri, sebaiknya ubah kebiasaan itu. Pasalnya, kesepian atau kesendirian dapat meningkatkan tekanan darah atau hipertensi. Menurut sebuah riset di AS, kurangnya hubungan dan interaksi dengan orang lain bisa memperburuk kondisi kesehatan seseorang.

"Seseorang yang sering menyendiri perlu mencari solusi atau melakukan tindakan yang produktif sebagai intervensi pribadi terhadap masalah yang dialami," pungkas Kasandra Putranto. 

Artikel Terkait